Ta’aruf itu artinya “saling mengenal”. Kata ini biasanya digunakan untuk menyebut proses pengenalan laki-laki dan perempuan yang berkeinginan untuk menikah. Kalau bahasa Indonesia-nya mungkin ‘penjajakan’. Mungkin ada yang bertanya-tanya, seperti apa sih ta’aruf itu? Apa bedanya ta’aruf dengan pacaran?
Ta’aruf itu untuk mengenal calon pasangan yang
akan dinikahi.
Ta’aruf itu dilakukan untuk mengenali agama,
akhlak, karakter atau watak, keluarga, tujuan hidup, kebiasaan, dan
kekurangan-kekurangan calon pasangan serta hal-hal lain yang perlu diketahui.
Dalam ta’aruf, kita juga bisa mencari tahu semua tentang calon pasangan kepada
keluarganya, sahabat, tetangga, guru, dan orang-orang yang pernah berinteraksi
dengannya.
Nah, kalau pacaran beda. Dari sisi tujuan,
pacaran umumnya hanya untuk memuaskan nafsu semata. Kita mungkin sedikit
mengenal sang pacar. Tapi, itu juga nggak cukup jelas, kenapa? Karena cara
mengenalinya rada-rada nggak masuk akal, misalnya sambil jalan berdua, jajan di
restoran, atau nonton bioskop. Apa yang bisa diharapkan dari proses pengenalan
seperti ini? Lagi pula, saat berpacaran, baik laki-laki maupun perempuannya
lebih sering menampilkan dirinya sebagai sosok yang baik, pintar, dan tampan or
cantik. Pokoknya terlihat perfect deh! Semua seolah-olah indah. Padahal, itu
hanya semu belaka.
Intermezzo
Kepleset
Saat Pacaran – Ups, hati-hati, Beibh.. *megang
tangannya
Saat Menikah – Makanya hati-hati! Matanya
dipake!
Nonton bioskop
Saat Pacaran – Ngantuk, Neng? Rebahin aja
kepalanya di bahu Akang.
Saat Menikah – Ngantuk? Malu-maluin. Ayo
pulang!
Sakit
Saat Pacaran – Abang temenin. Abang selalu ada
di samping kamu...
Saat Menikah – Lebay banget sich! Segitu aja
sakit!
Laper
Saat Pacaran – Ayang sekarang dimana? Abang
anterin makanannya ya!
Saat Menikah – Ya udah, makan sono! Manja
banget sich!
Beli pakaian
Saat Pacaran – Biar Abang yang bayarin...
Saat Menikah – Belanja mulu. Emang gampang apa
cari duti?!
Minta anter
Saat Pacaran – Biar Abang aja yang anterin...
Saat Menikah – Kan bisa pergi sendiri?!
Makan sepiring berdua
Saat Pacaran - ... ( karena romantis )
Saat Menikah - ... ( karena susahnya hidup)
Ta’aruf adalah proses pengenalan dengan
menjauhi hal-hal yang dilarang Allah
Sewaktu ta’aruf, kita nggak boleh
berdua-duaan, apalagi bersentuhan dan bermesraan. Kita harus didampingi
orangtua, saudara, atau ustadz. Ingat, ta’aruf hanya sarana untuk mengenal
calon pasangan.
Ini yang membedakan ta’aruf dengan pacaran.
Pacaran lebih banyak merupakan sarana untuk memuaskan nafsu syahwat, tanpa ada
keinginan atau itikad untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Biasanya, orang
yang sedang berpacaran mudah sekali mengeluarkan janji-janji (termasuk janji
untuk menikah), sehingga kelakuannya sudah seperti suami-istri.
Banyak bahaya yang mengintai saat dua orang
sedang berpacaran. Mulai dari melakukan perbuatan-perbuatan yang mendekati
zina, hingga zina beneran! Ini yang bikin berita-berita penuh dengan kasus
aborsi atau nikah paksa (karena “kecelakaan”).
Dalam ta’aruf, kriteria pasangan yang perlu
diutamakan adalah ketakwaannya
Biasanya, kriteria utama yang dijadikan
pertimbangan orang untuk memilih pacar adalah penampilan fisiknya. Yang cantik
atau tampan, keren, tinggi, atletis, hidung macung, wajah tirus, dan lain-lain.
Pertimbangan lain adalah kekayaan dan kecerdasan.
Belakangan, banyak wanita yang menjadikan
kekayaan sebagai satu-satunya pertimbangan. Jelek dan nggak seagama nggak
apa-apa, asal kaya. Astaghfirullah...
Dalam ta’aruf, baik laki-laki maupun perempuan harus
mengikuti tuntunan Rasulullah dan menempatkan ketakwaan sebagai prioritas
utama. Harta, keturunan, dan kecantikan atau ketampanan tidak dinafikan, namun
itu hanya kriteria pelengkap saja. Dalam urusan ketakwaan, kita bisa melihat
sikapnya terhadap perintah dan larangan agama. Semakin ia istiqamah menjalankan
perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, semakin ia adalah sosok yang tepat
sebagai pendamping hidup kita. (Dikutip dari buku “Open Your Heart, Follow Your
Prophet” @teladanrasul)
0 comments