Di sebuah desa, hidup seorang petani yang masih muda. Suatu hari, petani itu mendengar berita bahwa orang-orang di pulau seberang ramai mencari intan. Mengapa mereka tiba-tiba mencari intan? Bukankah selama ini mereka dikenal sebagai para nelayan?
Usut punya usut, ternyata beberapa minggu
sebelumnya, ada salah seorang penduduk di pulau tersebut yang menemukan intan.
Karena barang temuannya itu sangat bernilai, ia kemudian menjualnya. Nasibnya
pun berbalik 180 derajat, dari sebelumnya hanya nelayan miskin menjadi
pengusaha kaya raya.
Mendengar kabar tersebut, petani muda itu
tergiur mendapat keberuntungan yang sama. Setelah berembuk dengan istri dan
keluarganya, ia memutuskan untuk menjual sawahnya kepada tetangga dan berencana
untuk mencari intan. Pada hari yang ditentukan, ia pergi merantau ke pulau
seberang dengan maksud menjemput impianya menemukan intan yang indah dan mahal.
Hari berganti, musim berlalu. Sepuluh tahun
sudah petani itu mencari intan di pulau seberang. Namun, intan impiannya itu
belum juga jatuh ke tangan. Satu demi satu penduduk pulau yang sebelumnya
sangat bersemangat mencari intan pun menyerah. Tak satu pun di antara mereka
berhaisl mendapatkan apa yang mereka cari. Petani itu lama-lama ikut putus asa.
Suatu sore di pinggir kali tempatnya mencari intan, ia memutuskan untuk pulang
ke kampung halamanya.
Saat petani itu tiba di kampung halamannya, ia
tekejut karena tetangganya yang membeli sawah miliknya dulu sekarang kaya raya!
Cerita pun berhembus ke telinganya. Konon, tetangganya itu sangat dan telaten
menggarap sawah yang baru dibelinya. Cuaca terik dan kemarau panjang tak
menyurutkan hasratnya untuk mengolah sawah. Hasil panennya memang tak seberapa.
Karena, selain air, hama juga menjadi masalah. Meski begitu, ia tetap bersyukur
kepada Allah.
Suatu hari, di tengah rutinitasnya menyiangi
rerumputan yang tumbuh di antara tanaman padinya, ia menginjak benda keras yang
tak biasanya ada di sawahnya. Ia sudah bertahun-tahun mengolah sawahnya dan
hafal setiap jengkalnya. Saat tangannya mencoba mengambil benda aneh itu,
matanya terbelalak. Siapa sangka, benda keras yang bercampur lumpur itu
ternyata sebongkah intan! Ia lantas membawa intan temuannya ke kota untuk
dijual. Dalam sekejap, ia pun menjadi orang kaya!
***
Ada orang yang mencari intan hingga ke tempat yang
jauh, tak sedikit yang mengira benda itu ada dalam genggaman orang lain. Tanpa
sadar, apa yang mereka cari ada di dekat mereka, ada dalam diri mereka sendiri.
(Dikutip dari buku “Open Your Heart, Follow Your Prophet” @teladanrasul)
1 comments: